MY BLOG SEDERHANA

Saya sangat suka banget mengoleksi lagu-lagu yang menurut saya masuk dalam kehidupan saya. mendengar musik bagi saya adalah hal yang rutin untuk dilakukan, kalau gak mendengar musik 1 hari saja , saya merasa tidak ada semangat hidup. mau dimana pun itu , kecuali lagi sholat saja. kayaknya musik sudah mendarah daging di tubuh saya , apalagi bernyanyi... huuuu sudah dalam banget !!!
                         

The famela band mempunyai 3 personil yaitu shamiier (gitaris & vokal) , Ricko (basis) dan yudhi ( drammer).

dulanya band ini bernama Nadia band dikarenaka personil ceweknya (famela,vokal) sudah gak aktif lagi , jadi band ini menjadi 3 personil dan mengganti nama bandnya yaitu The famela band. sebenarnya nama ini hanya untuk mengingatkan seorang sahabat saja yang pergi meninggalkan band ini dengan tidak menyenangkan. dan secara kebetulan ketiga personil ini bersuku batak dan 1 marga lagi yaitu Marpaung. band ini sudah menciptakatan 4 buah lagu (terbang tinggi , maafkan diriku , iblis dan kodrat) . lagu-lagu mereka sempat terdengar di kota itu dan belum sampai ke luar kota.

Perjalanan Sultan Aceh, Sultan Iskandar Muda, ke Johor dan Melaka tahun 1612 dapat dikatakan sebagai awal dari sejarah Tanjungbalai. Dalam perjalanan tersebut, rombongan sultan beristirahat di kawasan sebuah hulu sungai yang bernama Asahan. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah tanjung yang merupakan pertemuan antara Sungai Asahan dengan Sungai Silau, tempat sultan bertemu dengan Raja Simargolang, penguasa setempat. Di tempat itu juga Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai balai untuk tempat menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan yang dinamakan Tanjungbalai.
Perkampungan ini kelak berkembang menjadi Kesultanan Asahan, yang bermula kira-kira pada abad XVI, pada saat Sultan Abdul Jalil ditabalkan sebagai Sultan Asahan yang pertama dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.
Pelabuhan Tanjungbalai di masa Hindia Belanda
Setelah dikuasai Belanda, Kota Tanjungbalai menjadi suatu gemeente berdasarkan Besluit Governeur General tanggal 27 Juni 1917 dengan Stbl. no. 284/1917, sebagai akibat dibukanya perkebunan-perkebunan di derah Sumatera Timur, termasuk daerah Asahan, seperti H.A.P.M., SIPEF, London Sumatera ("Lonsum"), dan lain-lain. Kota Tanjungbalai menjadi kota pelabuhan dan pintu masuk ke daerah Asahan yang penting artinya bagi lalu-lintas perdagangan Hindia-Belanda.